JET LAG

JET LAG

Untitled-2

with honor presenting IM YOONA | HWANG ZI TAO | YOOKYUNG | KWON JI YONG (GD)

romance, friendship, school | Semua cast berasal dari Tuhan dan parents

All idea in this FICTION is mine purely | special for my request babyleeimcho_06

 

PROLOG

Musim panas … Tidak semua orang menyukainya. Tapi, liburan musim panas yang mencakup hampir seperempat tahun ini dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh 2 pasangan korea yang berdomisili di Inggris ini. Berkuliah di Cambridge University memberi keempat sahabat ini kesempatan untuk melakukan perjalanan dari Cambridge ke Nederlands.

Kwon Ji Yong dan Im Yoona yang sudah menjalin hubungan lebih dari setahun belakangan sebenarnya dijodohkan oleh kedua sahabatnya, Hwang Zi Tao dan Yookyung. Kwon Ji Yong yang bersepupu dengan Tao yang juga sahabatnya dan Im Yoona yang bersahabat dari kecil dengan Yookyung. Meski keempatnya berbeda usia, tapi itu bukanlah masalah bagi mereka. Awalnya Tao dan Yookyung yang berpacaran, tetapi karena keempatnya sering bertemu, timbullah keberanian Ji Yong untuk menyatakan cintanya kepada Yoona.

Keempatnya menggunakan van hitam milik Ji Yong. Bukan van biasa, tapi di dalamnya terdapat kabin khusus layaknya rumah berjalan sederhana. Ji Yong yang selama tinggal di Inggris menggunakan nama GD, Tao yang selalu dipanggil Edison, Yoona yang sering dipanggil Yoong seperti aksen Perancis, tapi hanya Yookyung yang tidak punya panggilan khusus. Keempatnya merasa kembali menjadi orang Korea hanya jika keempatnya bersama seperti sekarang. Bahkan, dengan adanya Mr. Andrew yang menjadi supir, keempatnya tetap merasa bebas.

ººººº

Yoona’s POV

Melihat kekasihku, Ji Yong yang menyuapi sahabatku, Tao membuatku sedikit cemburu. Tao sudah berusia 21 tahun sekarang, tapi tingkahnya masih seperti bayi. Kebiasaan manjanya itu yang sering membuatku kesal. Dan parahnya, aku tidak menyukai Tao sedikit pun. Tapi, aku mencintainya.

“Yaak, oppa! Kenapa kau menyuapi Tao, eoh? Aku juga mau!”

“Yoong, kau itu sudah dewasa, tidak seperti baby cry-ku ini!” Ji Yong tetap tidak mau berpaling ke arahku.

“Waeyo? Jadi, yeoja yang berusia 23 tahun tidak boleh disuapi namjachingunya, eoh?”

Aku berusaha bersikap se-normal mungkin. Aku tidak mau persahabatan kami rusak hanya karena aku cemburu. Aku tidak cemburu karena Ji Yong menyuapi Tao dan tidak mau menyuapi salad itu kepadaku. Tapi, aku cemburu karena Tao tidak pernah lagi mengkhususkan waktunya untukku seorang.  Aku tahu backstreet bukanlah hal yang benar, tapi ini yang dinamakan ‘cinta suka bertualang’ menurutku. Aku dan Tao sudah berpacaran diam-diam dua bulan setelah Ji Yong menembakku. Jadi, usia hubungan kami baru 10 bulan. Besok adalah peringatan 10 bulannya.

“Eonnie! Aku saja tidak mau disuapi, padahal aku lebih muda darimu! Haha …”  Yeoja sok muda itu sudah berani mengejekku ternyata. Padahal, yeoja itu baru saja muntah karena mabuk darat. Tidak seperti biasanya, mungkin karena ini bukan mobil yang biasa ia tumpangi, jadi dia mabuk darat.

“Yaak, Yookyung! Kau kira aku tidak berani menjambakmu karena oppa-mu ada disini, eoh?” Aku hampir tersenyum saat melihat raut muka Yookyung yang berubah. Meskipun kami sudah berteman sejak kecil, tapi ia selalu menghormatiku. Yeoja itu sudah mengikuti kelas percepatan di setiap jenjang hanya untuk menyamaiku. Awalnya hanya bertetangga, tapi sekarang kami bahkan tinggal sekamar di apartemenku di Inggris.

“Yoong, jangan kau ancam yeojachingu kesayanganku itu!” Tao sepertinya memarahiku, tapi nada suaranya terlalu lembut untuk dapat dikategorikan ‘marah-marah’.

“Tao-ya, kau berani memarahiku juga sekarang! Lihat saja nanti kalau kau sedang mandi, akan kumatikan lampunya!” Aku juga hampir tertawa melihat raut muka namjachingu rahsaiaku itu sekarang. Walaupun badannya terlihat besar dan wajahnya terlihat dewasa daripada Ji Yong oppa, tapi secara mental Tao masih belum dewasa. Bahkan, Tao tidak mau mandi jika hari sudah gelap. Jadi, Ji Yong harus selalu menemaninya.

“Yong-ah! Jangan begitu! Biar aku yang menyuapimu, chagi-ya!” Ji Yong yang sudah berdiri terhenti langkahnya ketika Tao mendahuluinya mendatangiku.

Apa yang mau Tao lakukan? Apa dia ini bodoh, eoh?

“Hyung, biar aku yang menyuapi noona” sahutnya, “Aku ingin tahu rasanya menyuapi noona yang galak.” Tao mengambil sesendok salad buah yang kami siapkan tadi pagi. Ini bukan pertama kalinya Tao menyuapiku. Memori masa-masa keemasan kedekatan kami mulai bermunculan di kepalaku.

“Noona, buka mulutmu! Aaaaaa!” Melihat babyku membuka mulutnya seperti itu, aku juga otomatis membuka mulutku. Rasa salad yang dingin malah terasa hangat ketika dia yang menyuapiku. Aku rasa Ji Yong dan Yookyung tidak akan menyangka kalau kami berpacaran di belakang mereka. Untuk sesaat, kuhilangkan perasaan sungkanku itu. Ingin kunikmati kedekatan kami yang ‘terbuka’ ini walau hanya sesaat.

*flashback*

At Cafetaria Cambridge University

Kupikir berkencan dengan namja yang lebih muda akan menyenangkan. Tapi, ini sudah keterlaluan. Dia hanya bercerita tentang dirinya sendiri selama satu jam terakhir. Sesekali dia bertanya pertanyaan yang tidak penting, ‘Apa yang biasanya noona dan Ji Yong hyung lakukan kalau berkencan?’ atau dia akan bertanya ‘Apa noona menyimpan boneka rusa yang dibeli hyung bersamaku itu?’ Benar-benar polos dan kekanakkan.

Dia tidak mengajakku dinner atau kencan dengan nonton bioskop, tapi dia malam mengajakku makan siang di cafetaria kampus. Sangat tidak romantis.

“Noona, aku senang noona mau menerimaku! Aku pikir noona akan menolakku dan melaporkanku pada hyung” ucap namja dengan lingkaran hitam di bawah matanya itu. Aku rasa bagian itu yang membuatku tertarik dengannya, selain badannya yang tegap.

“Ne, arra! Apa kau benar-benar menyukaiku, Tao-ya?”

“Anni, aku tidak menyukai noona!” jawabnya sambil tersenyum. Jantungku rasanya berhenti untuk sejenak mendengar pengakuan itu.

“Aku tidak menyukai noona, jinjja!” ulangnya, “Tapi, aku mencintaimu, noona! Saranghae!”

Deg … deg … deg … bagaimana mungkin aku bisa jatuh cinta pada namja manja ini. Tidak ada yang spesial dengannya, tapi jantungku berdetak kembali mendengarnya berbicara seperti itu. Ini yang aku tunggu dari tadi. Bumbu manis dari setiap kencan adalah pernyataan cinta dari kekasihnya. Hanya saja ada satu yang kurang.

“Nado saranghae, Tao-ya!” jawabku malu-malu. Tidak ada yang mengerti apa yang kami bicarakan disini. Berbicara bahasa korea di Inggris pasti dikira sebagai alien. Jadi, aku biasa saja berbicara seperti ini.

“Noona, apa kau mau kusuapi? Aku sudah menonton film-film romantis, ada adegan si pria menyuapi wanitanya, terus dia membersihkan noda makanan di mulut si wanita dengan tangannya.”

Ini yang aku harapkan darinya. Bagaimana mungkin dia membiarkanku menyendok pasta ini sendiri. Seharusnya dia yang menyuapiku. Tapi, aku sadar diri kalau banyak mata yang memperhatikan kami di kampus ini. Perhatian Tao saja cukup meluluhkan hatiku.

“Tidak perlu, Tao-ya! Aku bisa makan semuanya sendiri” jawabku kembali menyantap pastaku.

Kurasakan kehangatan menyentuh tanganku, menghentikan usahaku menyendok pasta yang hampir masuk ke dalam mulutku. Namja itu … dia mengambil sendok dari tanganku dan menyuapkan isinya ke dalam mulutku. Senyumannya membuat hatiku benar-benar pilu, dadaku terasa sesak. Tatapan matanya yang tajam membuatku ingin menyimpan kedua bola matanya untukku seorang. Meski Ji Yong sering melakukannya dengaku, tapi melakukannya dengan Tao terasa berbeda. Melakukan kencan aneh di siang bolong begini akan selalu kuingat. Semuanya terasa sempurna hari ini.

*flashback*

ººººº

Matahari hampir terbenam. Sekarang van kami sudah berada di jalanan menuju pantai di Folkestone. Baru saja kami melewati jalan tol M20 Cantebury. Mr. Andrew dan kami sempat beristirahat sebentar di motel St. Paulo di perbatasan Cantebury. Perjalanan yang seharusnya bisa ditempuh dalam waktu 10 jam nonstop ini dapat menjadi perjalanan 2 hari penuh bila kami terus bersantai seperti itu, pikirku.

“Saya rasa kita harus berhenti, tuan!” Perkataan Mr. Andrew membuat permainan kartu yang kami lakukan terhenti. Padahal, jika kami terus bermain, Tao pasti yang akan kalah. Kekesalan dengan Mr. Andrew yang mengacaukan rencanaku membuat raut wajahku kecut. Pasalnya, aku ingin sekali mencoret wajah Tao dengan bedak tabur yang disiapkan. Sudah lebih dari sebulan kami tidak pernah melakukan kontak fisik akibat persiapan ujian selama musim semi yang tanpa henti.

“Ada apa Mr. Andrew? Apa ada masalah?” Tanya Ji Yong pada supirnya itu.

“Tuan GD, saya rasa ada masalah dengan mesinnya” kata-kata Mr. Andrew dipenuhi dengan keraguan dan itulah yang membuat kami khawatir, “Mesinnya mengeluarkan asap, tuan GD!”

“Hentikan mobilnya! Cepat periksa apa masalahnya!” teriakan Ji Yong menambah kekhawatiran kami semua.

Kami berempat segera turun dari van dan memperhatikan Mr. Andrew yang mulai mengotak-atik mesin di depannya. Grafitty bertuliskan GD mewarnai dinding van hitam milik Ji Yong. Aku baru sadar kalau kami berhenti di jalan trans yang dipenuhi hutan di bagian kanan-kirinya. Aku berharap Mr. Andrew akan menyelesaikan semuanya sebelum langit menjadi gelap.

Yoona’s POV End

ººººº

 Ji Yong berusaha mencari sinyal HP yang sedari tadi tidak muncul juga. Yookyung mencari kayu dan ranting-ranting untuk memberi pembatas jalan agar van mereka dilihat orang lain yang melintas. Tao yang sudah mengenakan kaos singlet hitamnya dan kemeja merah di pinggangnya membantu Mr. Andrew memperbaiki van yang kepanasan itu. Hanya Yoona yang duduk diam di pinggir jalan memperhatikan semuanya bekerja.

“Yoong, jangan kemana-mana! Tetap disitu, nanti kau kelelahan lagi!” Ji Yong meneriaki pacarnya itu.

“Tapi, aku mau membantu kalian, oppa!” pinta Yoona dengan wajah memelasnya.

“Eonnie, nanti anemiamu kambuh kalau kau kelelahan! Aku tidak mau menemanimu kalau penyakitmu sampai kambuh, eonnie!” Yookyung berusaha menenangkan Yoona yang bersikeras membantu.

“Tapi …” Kata-kata Yoona terputus saat Tao angkat bicara.

“Kita harus membagi tugas!” Tegas Tao dengan wajahnya yang dipenuhi noda berwarna hitam itu.

Karena kerusakan mobil yang cukup parah, kelima orang tersebut harus membagi tugas mereka. Mr. Andrew harus menumpang ke utara untuk mencari air karburator beroktan rendah untuk van spesial itu. Ji Yong dan Yookyung menumpang ke selatan untuk meminjam kabel konektor dengan ahjussi penjaga motel yang juga memiliki van. Akhirnya, hanya Yoona dan Tao yang menjaga van dan sesekali mengecek kerusakannya.

Sudah 1 jam berlalu. Bulan bersinar dengan terangnya menyinari sepasang kekasih yang menunggu momen-momen seperti ini untuk waktu yang lama. Berpacaran diam-diam membuat keduanya selalu khawatir akan persahabatan mereka. Menurut Yoona, ini seperti pengkhianatan besar.

Keduanya duduk di kap mobil,melupakan semua pengkhianatan yang mereka lakukan. Penyesalan, ketakutan, rasa bersalah menyelimuti keduanya malam ini.

“Tao-ya, kapan kita akan jujur dengan mereka? Aku tidak tahan terus bersembunyi begini?”

“Noona, aku juga merasa tidak enak dengan hyung. Dia sangat mencintaimu, noona!” jawab Tao sendu.

“Yaaak, apa kau tidak merasa bersalah dengan Yookyung, eoh? Kau ini ! Jinjja!” Yoona melemparkan pandangannya menjauhi Tao. Melihat jalan lintas malam-malam begini membuat Yoona teringat dengan film-film monster yang pernah ditontonnya. Sejenak, bulu kuduknya berdiri kuat.

“Kau tidak apa-apa, noona? Jangan membuatku khawatir!” Tao yang polos itu tampaknya tidak menyadari perasaan Yoona yang terbebani selama ini. Tapi, Tao sadar kalau selama ini yang membuat keduanya terbebani adalah dirinya.

Kenapa aku tidak menyatakan cinta lebih cepat dari hyung? Kenapa aku tidak mengakhiri hubunganku dengan Yookyung? Pertanyaan-pertanyaan itu menghantui Tao sekarang.

“Noona, mianhae! Aku tidak pernah mengerti perasaanmu, aku juga terlambat mencintaimu, aku tidak pernah membuatmu senang, noona!” Kristal bening mulai menetes dari mata Tao. Membuat wanita yang dicintainya bersedih karena kelakuannya adalah kesalahan terbesar yang pernah dilakukan Tao.

“Tao-ya, uljhima!” Yoona yang sadar akan tangisan Tao membalikkan badannya dan merangkul Tao ke pundaknya. Sudah lebih dari 9 bulan sejak Tao menangis. Yoona membenci sosok namja yang cengeng, makanya Tao menahan semua kesedihannya selama ini demi Yoona.

Tao tetap meneteskan air matanya di rangkulan Yoona. Memeluk Yoona di bawah sinar rembulan mungkin kesempatan paling langka yang bisa didapatnya.

“Noona, aku mungkin tidak sekaya Ji Yong hyung, tidak setampan dia, aku juga bukan namja yang kau inginkan. Aku hanya Tao, Hwang Zi Tao, namja polos, bodoh, cengeng, tidak romantis dan pengecut, noona!” Tao mencurahkan semua isi hatinya pada kekasihnya itu.

“Mulai sekarang, jangan panggil aku noona!” jawab Yoona tersenyum, “Aku menyukaimu karena kau polos, Tao-ya! Jinjja!”

“Noona!” Tao kaget mendengar perintah Yoona yang satu ini.

“Aish! Kalau kau memanggilku begitu, aku tidak akan melanjutkan hubungan kita!” Yoona berencana mengakhiri hubungan keduanya malam ini, tetapi mendengar kejujuran Tao tadi, ia mengurungkan niatnya.

“Noo … Yoong, aku memang tidak bisa menjadi namja sempurna seperti yang kau inginkan, tapi aku akan berusaha menjadi dewasa kalau kau memberiku kesempatan” Tao melepas rangkulan keasihnya itu.

Mata keduanya bertemu dalam satu jalur cahaya yang sama. Tatapan keduanya seperti rusa betina yang menatap panda jantan di dalam hutan. Kali ini, kristal bening mulai menetes dari mata Yoona. Mendengar baby cry-nya berkata begitu, ia menganggap Tao sudah semakin dewasa. Dipeluknya badan Tao yang lebih besar darinya.

“Yoong, saranghae!”

“Nado saranghae, my baby!”

Bibir Tao menempel erat di bibir milik Yoona. Ciuman Tao kepadanya membuat Yoona menganggap Tao semakin dewasa. Tao yang menyediakan bibirnya hanya untuk Yoona tidak pernah mencium yeoja lain. Ia tetap mencium Yoona yang masih menangis dengan semua pengakuan Tao.

“Yoong, selamat hari jadi ke-10 bulan! Aku akan selalu mencintaimu, Yoong!” Jawab Tao lengkap. Kristal bening tanda haru milik Yoona tetap mengalir, malah semakin deras. Ia tidak menyangka baby cry-nya itu ingat dengan hari anniversary mereka.

Malam itu mereka akhiri dengan berpelukkan mesra. Tanpa ada mobil yang lalu lalang dan tanpa ada cahaya selain sinar bulan.

ººººº

Pagi harinya, keduanya masih tertidur di depan kap mobil. Kemeja Tao menyelimuti Yoona yang tertidur di lengan Tao. Meski dalam posisi setengah terbaring, keduanya tetap tenang dalam alam mimpi mereka berdua.

Ji Yoong dan Yookyung saat itu kembali menumpang mobil yang lewat. Mereka tidak dapat kembali malam kemaren karena tidak ada satupun mobil yang melintas selain truk bahan bakar atau minibus yang sudah terisi penuh. Mereka berhenti tepat di belakang van yang terparkir rapi di bahu jalan.

“Oppa! Aku … aku … AAAAAAAAA!” Teriakan Yookyung membuat sepasang kekasih itu terbangun dari tidurnya. Ji Yong yang berlari membawa kabel konektor pun terkejut dengan sambutan paginya ini.

“YOOONG!” Ji Yong seketika menjatuhkan kabel dan sarapan pagi yang dibawanya.

“Aku bisa menjelaskan semuanya, oppa! Dengarkan aku, kami …”

“Kita bicara di dalam!” Ji Yong berubah tegas mendengar Yoona angkat bicara.

Keempatnya masuk ke dalam van. Selama 10 menit, van terasa begitu sepi. Tidak ada suara yang muncul sedikitpun. Tidak seorang pun berani angkat bicara.

ººººº

“Kalian bisa menjelaskannya!” Ekspresi wajah Ji Yong berubah masam ketika melihat Tao dan Yoona.

“Aku … sebenarnya aku  dan  …” Kata-kata Yoona terputus.

“Biar aku yang menjelaskan!” Tao berjalan kecil ke arah Yoona. Ia duduk di sofa , tepat di samping Yoona, menghadap Ji Yong dan Yookyung yang terkejut dengan tingkahnya.

“Aku dan Yoona noona sudah berpacaran dua bulan setelah hyung berpacaran dengan noona” jawabnya sambil menatap Ji Yong yang masih tidak percaya.

“Tao-ya … apa kau salah makan? Bukan begitu, oppa! Aku rasa Tao masih ngantuk” jawab Yoona cepat-cepat mengklarifikasi pengakuan terlarang Tao.

“Yoong, aku tidak mau menjadi pengecut dengan menyembunyikan hubungan kita! Aku sudah dewasa, Yoong!” Tao menatap kekasihnya tajam. Ini pertama kalinya bagi Yoona melihat Tao berani melawan kata-katanya. “Aku mencintai Yoona, hyung! Aku minta maaf padamu, Yookyung! Kau wanita yang baik, aku tidak pernah menjadi namjachingu yang baik buatmu, Yookyung-ah! Mianhae!”

Yookyung mulai menangis mendengar kata-kata Tao. Ia tidak pernah menyangka Tao akan mengkhianatinya seperti ini.

“Hyung, kalau kau mau marah, kau bisa marah denganku! Yoona noona tidak tahu apa-apa, aku bersumpah!” Tao menatap hyungnya tajam. Ia sudah siap jika Ji Yong hendak meninju wajahnya. Ia rela menerima semua konsekuensi hubungan terlarang keduanya ini.

“Aku juga mencintaimu, Tao-ya! Ji Yong oppa, mianhae!” Yoona memberanikan diri menggandeng tangan Tao di depan Yookyung dan Ji Yong. Ia juga siap jika Yookyung hendak menjambak rambutnya atau menampar wajahnya.

Ji Yong berdiri dan berjalan mondar-mandir mendengar semua pengakuan terlarang itu. Di tengah suasana yang begitu canggung ini, bibir Ji Yong sempat tertarik ke atas dan matanya memancarakan tatapan aneh pada Yoona dan Tao. Ia kembali duduk di posisi awalnya di samping Yookyung. Yang paling mengejutkan, Ji Yong menggandeng tangan Yookyung erat.

“Aku juga mau jujur!” Ji Yong mulai angkat bicara, “Aku dan Yookyung sudah menjalin hubungan dalam 3 bulan terakhir! Aku minta maaf pada kalian semua karena merahasiakannya!”

Yoona dan Tao terperanjat kaget. Mereka tidak menyangka akan mendengar pengakuan terlarang dari seorang pemberani dan jujur seperti Kwon Ji Yong.

“Oppa, aku harus memberitahu mereka!” Kali ini Yookyung yang angkat bicara, “Aku mencintai Ji Yong oppa karena dia lebih dewasa darimu, Tao! Dan …” kata-katanya terputus untuk sesaat.

“Ceritakan saja, Yookyung-ah!” Perintah Ji Yong.

“Aku tidak pernah mabuk darat, aku muntah-muntah karena alasan yang lain!” jawabnya, Aku sudah hamil 1 bulan, teman-teman!” Jawab Yookyung.

“HAMIL???” Jawab Tao dan Yoona bersamaan.

“Kami berencana memberitahu kalian ketika kita berlibur di Nederlands! Kami minta maaf, chingu!” Jawab Ji Yong malu-malu.

ººººº

Pengakuan terlarang keempatnya membuat suasana ruangan berubah drastis. Ternyata, bukan hanya Tao dan Yoona yang menyimpan rahasia, tetapi Ji Yong dan Yookyung juga punya rahasia yang bahkan lebih besar dari keduanya. Perjalanan menuju Nederlands masih belum bisa dilanjutkan. Keempatnya masih harus menunggu Mr. Andrew yang masih belum kembali. Berada dalam van kecil dengan suasana canggung seperti itu membuat jam terasa berhenti berdentang untuk beberapa jam.

THE END

Note :

Absurb ya??? Aduh, aku malu 😥 Ini requestan dari seseorang yang minta dibikinin cerita dengan cast mereka berempat. Bingung mau bikin cerita apa, eh, entah muncul darimana terbentuklah cerita ini. Ceritanya memang sengaja dibuat gantung, jadi kalian tentuin sendiri endingnya gimana. Jangan lupa komen ya! DON’T BE SIDER! 🙂

 

8 comments

  1. wah thor, ENDnya emang bener sih rada ngegantung
    seneng bisa baca FF YoonTao..
    coz, masih jarang.. dan aku juga lumayan suka ama tuh couple thor,
    ditunggu karya-karya lainnya
    smangat><keep.writing !!!

    1. kamu suka YoonTao..????
      sama dong.., di YoongEXO aku sukany LuYoon sama YoonTao. Alasannya sih simpel., karna aku suka sama Luhan n Tao. Tapi kalau shipper., aku cma nyiperin KyuNa,,
      susah ya., nyari FF YoonTao…

Tinggalkan komentar